Selamat datang di web tuluszvleura.com

Selamat datang di web tuluszvleura.com

Materi Kelas 4 Tema 1 Subtema 1 Dirancang untuk pembelajaran selama masa pandemi covid-19

Materi Tematik Kelas 4

Tema 1: Indahnya Kebersamaan

Subtema 1: Keberagaman Budaya Bangsaku

Dirancang untuk pembelajaran selama masa pandemi covid-19

#BelajarDariRumah #DiRumahSaja

Materi Pembelajaran Esensial Masa Pandemi Covid-19 Kelas 4 Tema 1 Subtema 1

PPKn KD 3.4 dan 4.4

Keberagaman di Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan beragam budaya, suku, bangsa, bahasa, adat istiadat, dan agama. Keberagaman sosial budaya membuat Indonesia menjadi unik dan berbeda. Keberagaman di Indonesia tersebut secara garis besar terdiri dari:

1. Keberagaman Sosial

Keberagaman sosial adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan perbedaan dalam suatu masyarakat atau lingkup tertentu. Keberagaman sosial meliputi perbedaan suku, bahasa, adat, dan agama dalam masyarakat sekitar.

2. Keberagaman Ekonomi

Keberagaman ekonomi adalah perbedaan kegiatan ekonomi suatu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan ekonomi sehari-hari meliputi produksi, distribusi, dan konsumsi.

3. Keberagaman Budaya

Keberagaman budaya adalah perbedaan kebiasaan yang dimiliki oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Indonesia terdiri dari banyak pulau. Di dalamnya terdapat penduduk dengan berbagai macam, suku, adat, dan agama. Oleh karena itu, kita harus menumbuhkan rasa saling menghargai. Cara menghargai keberagaman yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut.
  1. Berlaku ramah pada orang yang berbeda suku dengan kita.
  2. Saling menjaga kerukunan dan toleransi serta tidak merasa benar sendiri.
  3. Tidak menjelek-jelekkan suatu golongan yang lain.
  4. Berperan aktif dalam menjaga dan melestarikan keberagaman.

Materi Pembelajaran Esensial Masa Pandemi Covid-19 Kelas 4 Tema 1 Subtema 1

Bahasa Indonesia KD 3.1 dan 4.1

Gagasan Pokok dan Pendukung

Setiap paragraf dalam bacaan memiliki gagasan pokok atau inti. Dalam satu paragraf yang baik hanya ada satu gagasan pokok saja. Gagasan pokok atau gagasan utama terdapat pada kalimat utama yang terletak di awal, akhir, awal dan akhir, atau menyebar di seluruh paragraf. Gagasan pokok merupakan dasar dari sebuah paragraf yang dikembangkan dalam kalimat-kalimat pendukung. 

Ciri-ciri gagasan pokok:
  1. Kalimat utama terfokus pada isi dari topik paragraf.
  2. Bersifat umum.
  3. Terdapat pembahasan yang diulang-ulang terkait suatu hal.
Gagasan pendukung adalah gagasan yang mendukung atau menjelaskan gagasan pokok. Gagasan pendukung umumnya dinyatakan oleh lebih dari satu kalimat yang disebut kalimat pendukung. Kalimat pendukung bersifat khusus.

Materi IPA KD 3.6 dan 4.6

Bunyi

Bunyi merupakan salah satu bentuk energi. Ketika ada guntur, maka kaca rumah pada umumnya mengalami getaran. Hal tersebut menunjukkan bahwa bunyi memiliki energi untuk menggetarkan kaca. 

A. Sumber Bunyi

Bunyi merupakan hasil dari bergetarnya suatu benda. Ketika manusia berbicara, yang terjadi saat itu adalah pita suara yang terletak di tenggorokan manusia sedang bergetar. Contoh sumber bunyi antara lain alat-alat musik (seruling, angklung, biola, gitar, dll), klakson mobil atau motor, dan lonceng atau bel sekolah.

B. Syarat Terdengarnya Bunyi

Bunyi dapat didengar manusia karena bunyi merambat atau berpindah menuju ke telinga. Syarat terdengarnya bunyi oleh manusia adalah sebagai berikut.
  1. Adanya sumber bunyi.
  2. Adanya media untuk merambat atau berpindah.
  3. Adanya pendengar.
  4. Memiliki frekuensi (kekuatan) yang mencukupi untuk didengar oleh telinga manusia yaitu 20-20.000 Hz.

C. Cara Menghasilkan Bunyi.

Sumber bunyi dapat menghasilkan bunyi jika bergetar. Cara untuk membuat sumber bunyi bergetar adalah sebagai berikut.
  1. Ditiup. Contohnya seruling. Seruling yang ditiup membuat udara yang ada di dalam seruling bergetar sehingga menghasilkan bunyi.
  2. Dipukul. Contohnya gendang. Gendang yang dipukul membuat kulit gendang bergetar sehingga menghasilkan bunyi.
  3. Digesek. Contohnya biola.
  4. Dipetik. Contohnya gitar.

D. Media Perambatan Bunyi

Bunyi dapat merambat melalui media padat, cair, dan gas. Media gas contohnya adalah udara. Ketika kita sedang mendengarkan permainan musik tradisional dari daerah kita, bunyi merambat melalui udara menuju ke telinga kita.

Materi Pembelajaran Esensial Masa Pandemi Covid-19 Kelas 4 Tema 1 Subtema 1

IPS KD 3.2 dan 4.2

Keberagaman di Lingkungan Sekitar

Negara Indonesia sangat beragam. Keragaman berupa budaya, ras, suku, agama, bahasa daerah, dan berbagai keragaman lainnya. Meskipun penuh dengan keragaman budaya, Indonesia tetap satu sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan tersebut berarti walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Beberapa keragaman yang ada adalah rumah adat, lagu daerah, tarian daerah, dan suku daerah.

A. Rumah Adat

1. Joglo Sinom

Joglo sinom memiliki 36 pilar dengan 4 diantaranya adalah saka guru atau tiang utama. Rumah ini merupakan konsep dasar dari rumah joglo yang sudah sangat berkembang sekarang. Konsepnya menggunakan teras keliling dengan setiap sisinya dibuat tinggi dan bertingkat.

2. Joglo Pangwarit

Joglo pangwarit memiliki pilar yang lebih banyak dibandingkan dengan joglo sinom. Atapnya pun lebih tinggi menjulang dan mengerucut dari setiap sudut yang memiliki pilar.

3. Joglo Hageng

Joglo hageng dimiliki oleh sebuah keluarga dengan penghasilan yang berkecukupan. Joglo hageng mempunyai konsep yang lebih rumit lagi dengan pilar yang lebih banyak dan halaman yang luas. Ukuran ruangannya lebih pendek dari atapnya, sekaligus bentuk atapnya tumpul.

4. Limasan Traumas Lawakan

Ada tambahan emperan di sekeliling rumah. Atapnya berbentuk susun dua dengan tingkat kemiringan yang berbeda antara atap utama dan atap tambahannya. Di bagian tengahnya  ada tiang yang membuat dua rong-rongan di bagian dalamnya.

5. Joglo Situbondo

Rumah ini dibuat dengan bentuk limas dan menggunakan material kayu jati sebagai bahan utamanya. Tata ruang di dalam dan luarnya melambangkan keharmonisan antara maanusia dan alam sekitar. Akan ada tanah bebatur atau tanah yang diratakan untuk dijadikan lebih tinggi dari sekitarnya. Rumah ini juga jadi tempat tinggal masyarakat yang menganut kepercayaan kewajen.

Pembagian Ruangan Di Rumah Adat Jawa Timur

Keunikan lainnya yang ada dalam rumah adat Jawa Timur adalah pembagian ruangan di dalamnya. Simak beberapa ruangan yang ada di dalam bangunan tersebut dan penjelasan singkat dari fungsi ruangannya.

1. Pendopo

Bagian ini tentunya jadi tempat yang tidak terpisahkan dari rumah adat Jawa Timur. Pendopo adalah bagian depan rumah yang berupa halaman yang luas. Pendopo sering dijadikan tempat berkumpul masyarakat atau mengadakan acara adat.

Ciri khas dari pendopo di rumah adat Jawa Timur adalah ruangan yang luas tanpa sekat dengan penyangga di setiap sudutnya. Ada empat pilar utama yang melambangkan arah mata angin. Pendopo juga biasanya menggunakan bahan dasar kayu dengan kualitas terbaik.

2. Pringitan

Pringitan biasa juga disebut lorong masuk karena letaknya di antara pendopo dan omah njero (dalam rumah). Fungsinya benar-benar untuk jalan masuk penghuni dan tamu yang datang. Terdapat serambi yang menghadap ke arah pendopo yang jadi daya tarik dari rumah adat Jawa Timur. Pringitan juga sering jadi tempat untuk pertunjukkan wayang kulit.

3. Emperan

Biasanya ada sepasang kursi dan sebuah meja di bagian emperan rumah. Emperan adalah teras di depan pendopo untuk bersantai atau menerima tamu. Lembar emperan pun tidak terlalu luas hanya sekitar dua meter.

4. Omah Njero

Bagian ini sudah sangat privat karena ditujukan untuk penghuni rumah dan keluarganya. Omah Njero merupakan bagian dalam dari rumah adat Jawa Timur untuk berkumpul bersama keluarga.

Bagian ini biasanya dilengkapi dengan pembatas antarruangan yang berupa papan. Omah Njero juga akan dihiasi dengan kursi dan perabotan rumah lainnya.

5. Senthong Kiwa

Senthong adalah kamar dan kiwa berarti sebelah kiri. Ruangan ini biasanya berfungsi sebagai kamar tidur atau tempat untuk menyimpan persediaan bahan makanan. Dekorasi senthong kiwa biasanya akan bergantung dari penghuni yang menempatinya karena biasanya dijadikan kamar tidur pribadi.

6. Senthong Tengah

Ruangan ini biasanya cukup sakral karena jadi tempat menyimpan berbagai benda berharga, seperti emas, perhiasan, dan keris, serta benda pusaka lainnya. Senthong tengah juga diberikan penerangan setiap harinya, baik saat siang maupun malam hari. Selain itu, tersedia juga kasur, bantal, cermin, dan sisir rambut yang terbuat dari bahan tanduk.

7. Senthong Tengen

Sama seperti senthong kiwa, senthong tengen juga biasa dijadikan kamar tidur pribadi dari keluarga penghuni rumah. Ruangan-ruangan yang ada di sebelah kanan rumah adat Jawa Timur juga sering dijadikan tempat penyimpanan bahan makanan.

8. Gandhok

Gandhok juga bisa diartikan sebagai gudang. Ruangan ini biasanya berada di bagian belakang rumah. Gandhok punya tiang di bagian dalamnya dan difungsikan untuk tempat penyimpanan segala barang milik penghuni rumah. Tak jarang, ruangan ini juga jadi tempat menyimpan cadangan makanan di dalamnya.

B. Lagu Daerah

Berikut lagu daerah yang berasal dari Provinsi Jawa Timur:

1. Rek Ayo Rek

Lagu pertama berjudul Rek Ayo Rek, sebuah lagu asal Surabaya yang sangat populer dan terkenal di Jawa. Lagu ini bernuansa sukacita, gembira dan dilantuni musik yang dinamis. Makna lagu ini adalah mengajak semua orang untuk bersantai, jalan-jalan, berwisata dan sejenisnya. 

2. Cublak Cublak Suweng

Lagu Daerah Jawa Timur selanjutnya berjudul Cublak Cublak Suweng. Lagu ini bermakna nasihat dan teguran kepada kita, untuk tidak terlalu tergila-gila pada harta. Karena faktanya, banyak orang yang tidak bahagia karena meninbun harta. 

3. Tanduk Majeng

Lagu Asal Madura ini bercerita tentang perjuangan para nelayan dalam mencari ikan, dan bertarung melawan ganasnya ombak di lautan, meskipun nyawa menjadi taruhannya. Di sisi lain, juga bermakna kegembiraan ketika melihat para nelayan pulang dengan selamat.

4. Keraban Sape

Lagu Daerah Jawa Timur yang satu ini masih berasal dari Madura. Lagu ini bercerita tentang sebuah adat istiadat yang ada di sana. Dalam bahasa Madura, Sape adalah Sapi. Keraban Sape juga merupakan sebuah permainan di Madura.

5. Gai Bintang

Selanjutnya berjudul Gai Bintang. Berdasarkan beberapa referensi yang saya dapatkan, lagu ini diciptakan oleh Budi susanto Yohanes. Masih berasal dari tanah Madura, lagu ini kental akan makna nasehat bagi kita, untuk senantiasa berjuang meraih mimpi yang tinggi.

6. Kembeng Malate

Dalam bahasa Madura, Kembeng Melate berarti Bunga Melati. Nah, sesuai dengan judulnya, lagu ini bercerita tentang keindahan bunag melati bak seorang putri kerajaan. Lagu ini diciptakan oleh Abd Moeid Qowey.

7. Pa’ Kopa’ Eling

Lagu Daerah Jawa Timur selanjutnya berjudul Pa’ Kopa’ Eling. Ini adalah nama sebuah permainan anak-anak di Madura. Makna dalam lirik Lagu Pa’ Kopa’ Eling ini bercerita mengenai nasehat, untuk mengajarkan anak-anak kita agar selalu menjaga sholat, pandai mengaji, puasa dan perbuatab baik lainnya.

8. Cung-Kuncung Konce

Lagu Daerah Jawa Timur berikutnya berjudul Cung-Kuncung Konce. Ini adalah lagu yang sering dinyanyikan anak-anak ketika bermain. Permainannya dengan cara duduk berhadapan, Jempol tangan kiri ditegakkan dan keempat jari yang lain dalam posisi menggemgam.

Kemudian keempat jari tangan kanan menggemgam jempol tangan kiri, dan jempol tangan kanan ditegakkan. Anak-anak yang lain kemudian meletakkan tangannya di atas tangan anak yang pertama dengan posisi yang sama, begitu seterusnya.

9. Lindri

Lagu Daerah Jawa Timur selanjutnya berjudul Lindri, ini adalah lagu yang populer di kalangan anak-anak, karena sering dinyanyikan ketika mereka bermain. Makna lagu Lindri ini sendiri bernuansa nasehat untuk kita, agar selalu mensyukuri bagaimanapun rezeki yang kita peroleh.

10. Lir Saalir

Lagu Tradisional Jawa Timur selanjutnya berjudul Lir Saalir. Lagu ini bercerita tentang nasehat kepada kita selaku masyarakat sosial, untuk bisa berbuat dan bertindak sesuai kemampuan yang dimiliki, menghargai sesama dan menghormati semua status.

11. Bapak Tane

Lagu ini bercerita tentang seorang petani yang suka bekerja keras untuk menghasilkan panen yang besar, dan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Lagu ini juga mengisyaratkan kepada kita agar senantiasa bekerja keras dan jujur.

12. Tanjung Perak

Lagu Adat Jawa Timur berikutnya berjudul Tanjung Perak, merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia, berlokasi di Surabaya. Lagu ini juga sudah diangkat dalam 2 versi, yakni keroncong oleh Waldjinah, dan versi dangdut oleh Didi Kempot.

C. Tarian Daerah

1. Tari Remo

Remo atau Remong adalah tarian khas Jawa Timur yang difungsikan untuk menyambut tamu. Terkadang disebut juga Tari Ludruk karena pada awalnya merupakan tari pembukaan kesenian Ludruk. Dalam penampilannya, Tarian Remo bisa dibawakan oleh satu maupun banyak penari.

Tari Remo adalah tari tradisional Jawa Timur yang mengusung tema keprajuritan. Menyajikan ekspresi tegas, keras, cepat dan sigap. Di masa awal, tarian ini khusus diperagakan oleh laki-laki, namun seiring perkembangan juga ada yang dibawakan oleh perempuan, yakni Tari Remo Putri.

2. Tari Topeng Malangan

Tari Topeng Malang atau Wayang Topeng Malangan tergolong seni pertunjukan yang telah ada sejak abad ke-8 M. Kesenian ini termasuk dari 8 Kesenian Jawa Timur yang telah ditetapkan dalam Warisan Budaya Takbenda Nasional oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dalam penyajiannya, Tari Topeng Malang biasa membawakan lakon-lakon Panji dengan pembukaannya menyajikan Tari Beskalan Lanang (Topeng Bangtih). Kemudian, secara berturut-turut ada Jejer Jawa, Perang Gagal, Adengan Gunungsari-Patrajaya, Jejer Sabrang, Perang Brubuh dan Bubaran.

3. Tari Seni Jaranan

Jaranan merupakan tari tradisional Jawa Timur yang penyajiannya menggunakan properti kuda buatan. Jaranan di Jawa Timur sangat banyak macamnya. Oleh karena itu baik bahan baku properti serta penyajiannya sangatlah bergantung krativitas masyarakat pendukungnya.

Di Jawa Timur, terdapat banyak jenis Jaranan. Ada 34 daerah yang memiliki kesenian ini dengan keunikan nama, bentuk dan fungsinya. Beberapa di antaranya; Jaranan Buto, Jaran Kepang, Jaran Dor, Jaranan Senterewe, Jaran Bodhag dan masih banyak lagi jenis Jaranan lainnya.

4. Reog Ponorogo

Seni Reog Ponorogo merupakan tari tradisional Jawa Timur yang popularitasnya mendunia. Seni asli Ponorogo ini kental dengan hal-hal berbau mistis dan ilmu kebatinan. Beberapa daerah mungkin memiliki kesenian serupa, namun Reog Ponorogo adalah yang paling menonjol.

Dalam pertunjukannya biasa dimulai dengan 2-3 tarian pembuka. Pertama, dibawakan sekitar 6-8 penari berpakaian hitam yang melambangkan sosok singa. Selanjutnya ada tari Jaran Kepang serta Tari Bujang Ganong hingga tiba puncaknya diisi penampilan Singa Barong.

5. Seni Bantengan

Bantengan adalah seni yang dimainkan oleh tokoh sentral topeng banteng. Topeng tersebut dimainkan dua orang, satu pemain berperan sebagai kaki depan sekaligus pemegang kepala banteng dan pengontrol tarian, satunya lagi menjadi kaki belakang dan ekornya.

Dalam prakteknya, Kesenian Bantengan adalah seni budaya tradisi yang mengandung unsur sendra tari, olah kanuragan, musik, hingga syair atau mantra yang kental dengan nuansa magis. Kesenian yang telah ada sejak masa Kerajaan Kanjuruhan ini berkembang di wilayah Malang Raya dan Mojokerto.

6. Tari Gandrung

Tari Gandrung adalah seni tari tradisional Jawa Timur yang berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur. Sejak Desember 2000 telah menjadi ikon dan maskot Pariwisata Kota Banyuwangi. Oleh karena tarian ini pulalah, Banyuwangi juga dijuluki sebagai Kota Gandrung.

Tarian Gandrung adalah bentuk ungkapan rasa syukur yang umumnya digelar oleh masyarakat Osing Banyuwangi di setiap habis panen. Para penari Gandrung (Wanita) menari bersama atau berpasangan dengan Pemaju yakni para tamu laki-laki.

7. Tari Muang Sangkal

Tari Muang Sangkal, merujuk pada namanya difungsikan sebagai pengusir malapetaka atau membuang sial. Istilah Muang Sangkal merupakan gabungan dua kata bahasa Madura, Muang berarti membuang sedangkan Sangkal dimaknai sebagai kesialan.

Tarian Muang Sangkal pertama kali ada pada tahun 1972 di Sumenep. Karya dari Bapak Taufikurrachman ini kini telah menjadi ikon seni tari di Madura. Tari ini beberapa kali menorehkan prestasi nasional dan juga sering ditampilkan di kancah internasional.

8. Tari Beskalan Putri

Tari Beskalan Putri adalah salah satu kesenian khas Kabupaten Malang, Jawa Timur. Awalnya difungsikan sebagai tarian ritual atau tari upacara yang biasanya diadakan pada saat ritual yang berkaitan dengan ritus tanah atau kesuburan tanah. Seiring berjalannya waktu, kini menjadi tari penyambutan.

Tari Beskalan ditarikan dengan mengusung gerakan yang lincah, dinamis dan feminim sebagai gambaran atau pencitraan tarian seorang perempuan. Uniknya, di masa lalu tari ini dibawakan oleh laki-laki berkostum perempuan. Beskalan lahir seiring pesatnya perkembangan Ludruk pada tahun 1930-an.

9. Tari Seblang

Tari Seblang adalah tari tradisional dari daerah Banyuwangi, Jawa Timur, tepatnya di desa Olehsari dan Bakungan kecamatan Glagah. Tari ini diadakan setahun sekali sebagai bagian dari upacara adat atau Ritual Bersih Desa Suku Osing Banyuwangi.

Tarian Seblang dianggap tarian sakral karena ketika menari, penarinya dalam keadaan tidak sadarkan diri atau trance karena kemasukan unsur kekuatan gaib. Tarian ini disajikan oleh penari putri keturunan penari Seblang yang berumur 10 tahun hingga remaja.

10. Tari Glipang

Tari Glipang atau Tari Kiprah Glipang adalah tari tradisional Jawa Timur yang berkembang di Probolinggo dan Lumajang. Lambang kegagahan seorang kesatria yang seolah sedang latihan, terlahir sebagai ungkapan rasa ketidakpuasan terhadap Belanda.

Tari Glipang sangat khas terutama sebagai tarian olah nafas. Sebuah perpaduan indah dari seni Rudat, Topeng Gethak Madura, Hadrah, Samman, dan Pencak Silat. Kesenian inilah yang juga dikatakan sebagai embrio lahirnya kesenian Terbang Gending.

D. Suku Daerah

1. Suku Jawa

Wong Jowo merupakan sebutan bagi orang Jawa atau Suku Jawa dan tentunya suku jawa ini merupakan suku terbesar yang ada di Provinsi Jawa Timur maupun di provinsi Jawa lainnya. Bahkan mereka tersebar di beberapa daerah lainnya di Indonesia melalui program transmigrasi yang dilakukan oleh pemerintah.

2. Suku Tengger

Suku bangsa Tengger berdiam di tiga buah desa dalam kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur, yaitu desa Jetak, Wonotoro dan Ngadisari. Asal usul mereka mungkin sama dengan suku bangsa Jawa umumnya. Bahasa yang mereka pakai juga bahasa Jawa dialek Tengger. Akibat pemisahan diri di suatu saat dulu, maka ada beberapa unsur kebudayaan mereka yang berbeda dengan orang Jawa sekarang. Agama yang mereka anut cenderung sama dengan agama Hindu Darma sekarang, akan tetapi cukup kuat pula dipengaruhi oleh keyakinan asli mereka terhadap lingkungan. Pola hidup sehari-hari mereka memang agak berbeda dengan orang Jawa pada umumnya, karena mereka hidup di daerah Pegunungan Tengger yang amat dingin, dengan kawah Gunung Bromo yang menjadi pusat orientasi pemujaan mereka.

3. Suku Osing

Orang Osing atau Using berdiam secara menyebar di Kecamatan Giri, Glagah, Kabat, Rogojampi, Banyuwangi, Singojuruh, Genteng dan Srono dalam wilayah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Mereka menganggap diri sebagai penduduk asli di wilayah tersebut. Asal usul mereka sebenarnya adalah keturunan rakyat Kerajaan Blambangan yang mengasingkan diri pada zaman Majapahit. Mereka boleh dikatakan masih bagian dari suku bangsa Jawa. Nama Osing diberikan oleh penduduk pendatang yang menetap di daerah itu pada abad ke-19. Kata Osing atau Using berarti tidak, hal ini menunjukkan sikap mereka  yang menolak pengaruh dari luar pada zaman dulu.

4. Suku Madura

Suku bangsa ini mendiami Pulau Madura dan sebagian pantai Jawa bagian timur. Jumlah populasi mereka sekitar 3.000.000 jiwa. Sebagian lain ada yang berdiam di kota-kota besar lain di Indonesia. Bahasa mereka adalah bahasa Madura dengan dialek Kangean, Sumenep, Pamekasan, Bangkalan, Probolinggo, Bondowoso dan Situbondo. Bahasa Madura juga mengenal tingkatan bahasa, yaitu bahasa kasar, menengah dan halus, Bahasa kasar dipakai untuk komunikasi sehari-hari masyarakat.

5. Suku Bawean

Suku Bawean merupakan satu kelompok kecil masyarakat Melayu yang berasal dari Pulau Bawean. Letak pulaunya berada di Laut Jawa antara dua pulau besar, yaitu Pulau Kalimantan di utara dan Pulau Jawa di selatan. Pulau Bawean terletak sekitar 80 mil ke arah utara Surabaya, dan masuk kabupaten Gresik. Pulau ini terdiri atas dua kecamatan, yaitu kecamatan Sangkapura dan kecamatan Tambak. Masyarakat Melayu Malaka dan Malaysia lebih mengenal dengan sebutan Boyan dari pada Bawean. Dalam pandangan mereka, Boyan berarti sopir dan tukang kebun karena profesi sebagian masyarakat asal Bawean adalah bekerja di kebun atau sebagai sopir.

6. Suku Samin

Suku Samin ini mayoritas hidup di Bojonegoro. Namun, ada juga yang tinggal di Madiun, Blitar dan Blora, Jawa Tengah. Pada awalnya, Suku Samin menerapkan sedulur sikep atau sikap setia bersama-sama yang diajarkan oleh pencetusnya yakni Surosentiko.

Dahulu, orang-orang Suku Samin menolak tunduk dan melakukan perlawanan non-kekerasan terhadap penjajah Belanda dan Jepang seperti menolak membayar pajak dan tidak mematuhi peraturan. Hal itu membuat jengkel para penjajah karena sikap teguh Suku Samin.

Suku Samin juga dikenal sebagai suku yang teramat jujur. Jadi, banyak yang menyebut suku satu ini sebagai suku yang polos. Bahkan, banyak cerita jenaka karena tindak-tanduk jujur orang Samin.

Materi Pembelajaran Esensial Masa Pandemi Covid-19 Kelas 4 Tema 1 Subtema 1

SBdP KD 3.3 dan 4.3

Gerak Tari

Indonesia memiliki beragam tarian adat. Tarian-tarian tersebut biasa digunakan untuk menyambut tamu, upacara adat, tasyakuran hasil panen, dan sebagainya. Unsur utama dalam kesenian tari adalah grerak tubuh. Unsur pendukungnya adalah busana, tata rias, dan iringan. Iringan tari dapat berasal dari tubuh manusia dan berbagai alat musik atau benda yang dimainkan.



Related : Materi Kelas 4 Tema 1 Subtema 1 Dirancang untuk pembelajaran selama masa pandemi covid-19

0 Komentar untuk "Materi Kelas 4 Tema 1 Subtema 1 Dirancang untuk pembelajaran selama masa pandemi covid-19"

Artikel Terpopuler