Selamat datang di web tuluszvleura.com

Selamat datang di web tuluszvleura.com

Materi Tematik Kelas 4 Tema 1: Indahnya Kebersamaan Subtema 1: Keberagaman Budaya Bangsaku Pembelajaran 1

 

Materi Tematik Kelas 4 

Tema 1: Indahnya Kebersamaan

Subtema 1: Keberagaman Budaya Bangsaku

Pembelajaran 1



Belajar Dari Rumah  

Di Rumah Saja

Materi Esensial Pembelajaran Masa Pandemi Covid-19


Gagasan Pokok dan Gagasan Pendukung Suatu Teks 


Indonesia memiliki beragam suku dan budaya. Kita dapat menambah wawasan tentang keragaman Indonesia dengan membaca atau menyimak informasi yang dibacakan. Kita dapat membaca teks dari buku pelajaran, ensiklopedia, majalah, surat kabar, maupun artikel di internet. Suatu teks atau wacana terdiri dari beberapa paragraf. Setiap paragraf mempunyai gagasan pokok (gagasan utama) yang didukung oleh gagasan pendukung. 

1. Gagasan Pokok 


Gagasan pokok adalah topik yang dibahas di dalam teks. Gagasan pokok disebut juga gagasan utama, pikiran utama, atau pokok pikiran. Setiap paragraf hanya memiliki satu gagasan pokok. Gagasan pokok dalam suatu paragraf terletak pada kalimat pokok. Kalimat pokok disebut juga kalimat utama atau kalimat inti. Kalimat pokok adalah kalimat yang memuat inti paragraf. Letak kalimat pokok dalam setiap paragraf berbeda-beda. Kalimat pokok dapat diletakkan di awal, akhir, maupun gabungan awal dan akhir paragraf.

Ciri-ciri kalimat pokok paragraf yang perlu diketahui, yaitu sebagi berikut. 

  1. Mengandung inti masalah atau hal yang dibahas pada paragraf. 
  2. Dapat berdiri sendiri tanpa dihubungkan dengan kalimat lainnya. 
  3. Tidak membutuhkan kata hubung sebagai penghubung antarkalimat. 
  4. Jika terletak di akhir paragraf, kalimat pokok ditandai dengan kata kunci yang menunjukkan kesimpulan. Kata kunci tersebut meliputi "sebagai kesimpulan", “oleh karena itu" “jadi”, “oleh sebab itu”, dan “dengan demikian”.

2. Gagasan Pendukung 


Setiap paragraf juga memiliki gagasan pendukung. Gagasan pendukung adalah gagasan yang mendukung gagasan pokok. Satu gagasan pokok biasanya akan diikuti oleh beberapa gagasan pendukung. Gagasan pendukung terletak pada kalimat-kalimat pendukung. Kalimat pendukung merupakan kalimat yang mendukung kalimat pokok. 

Ciri-ciri kalimat pendukung suatu paragraf, yaitu sebagai berikut. 
  1. Kalimat tersebut merupakan penjelasan atau rincian dari kalimat pokok. 
  2. Tidak dapat berdiri sendiri tanpa kalimat lainnya.
  3. Terkadang membutuhkan kata hubung sebagai penghubung antarkalimat.
  4. Menentukan gagasan pada teks tertulis. 

Ada beberapa langkah untuk menemukan gagasan pokok dan gagasan pendukung, yaitu sebagai berikut.

  1. Membaca paragraf dengan cermat. 
  2. Menemukan kalimat utamanya.
  3. Menemukan kalimat penjelasnya. 
  4. Mengubah kalimat utama dan kalimat penjelas ke dalam kalimat yang lebih inti.

Contoh: 

Wayang merupakan seni pertunjukan asli dari Indonesia yang berkembang cukup pesat di Jawa dan Bali. Selain di daerah tersebut, wayang juga cukup populer di Pulau Sumatra dan Semenanjung Malaya. Budaya wayang ini dipengaruhi oleh kebudayaan dari Jawa dan Hindu. UNESCO menetapkan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka terkenal dari Indonesia pada tanggal 7 November 2003, sebagai warisan maha karya dunia yang tidak ternilai harganya dalam seni bertutur. Menurut sejarah, awal pertunjukan wayang berasal dari Prasasti Balitung di abad ke-4 yang berbunyi si Galigi Mawayang. Ketika agama Hindu masuk ke Indonesia, wayang menjadi media efektif untuk menyebarkan agama Hindu. Pertunjukan wayang menggunakan cerita Ramayana dan Mahabharata. Nilai-nilai filosofi yang tersimpan dalam pertunjukan wayang mengajak masyarakat untuk selalu berbuat baik dan menghindari kejahatan, serta menanamkan semangat kepada masyarakat melalui pertunjukan wayang. 



Kalimat Utama:

Wayang merupakan seni pertunjukan asli dari Indonesia yang berkembang cukup pesat di Jawa dan Bali. 

Kalimat Penjelas: 

  1. Selain di daerah tersebut, wayang juga cukup populer di Pulau Sumatra dan Semenanjung Malaya. 
  2. Budaya wayang ini dipengaruhi oleh kebudayaan dari Jawa dan Hindu.
  3. UNESCO menetapkan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka terkenal dari Indonesia pada tanggal 7 November 2003, sebagai warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai harganya dalam seni bertutur. 
  4. Menurut sejarah, awal pertunjukan wayang berasal dari Prasasti Balitung di abad ke-4 yang berbunyi si Galigi Mawayang. 
  5. Ketika agama Hindu masuk ke Indonesia, wayang menjadi media efektif untuk menyebarkan agama Hindu.
  6. Pertunjukan wayang menggunakan cerita Ramayana dan Mahabharata. 
  7. Nilai-nilai filosofi yang tersimpan dalam wayang mengajak masyarakat untuk selalu berbuat baik dan menghindari kejahatan, serta menanamkan semangat kepada masyarakat melalui pertunjukan wayang. 

Kita bisa mencari gagasan pokok dan gagasan penjelas berdasarkan kalimat utama dan kalimat penjelas tersebut. Gagasan pokok dan gagasan penjelas dalam paragraf tersebut adalah sebagai berikut. 

Gagasan Pokok: 

Seni Pertunjukan Wayang 

Gagasan Pendukung: 

  1. Daerah yang populer tentang wayang, selain di Jawa dan Bali. 
  2. Kebudayaan yang memengaruhi budaya wayang. 
  3. UNESCO pada tanggal 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka terkenal dari Indonesia. 
  4. Awal pertunjukan wayang berasal dari Prasasti Balitung. 
  5. Wayang menjadi media efektif untuk menyebarkan agama Hindu. 
  6. Cerita yang digunakan dalam pertunjukan wayang. 
  7. Dalam pertunjukan wayang mengandung nilai-nilai filosofi.

Bacalah teks berikut!

Tradisi Malam Selikuran 


Di Kota Solo, ada satu tradisi unik dalam rangka menyambut malam kemuliaan di 10 hari terakhir bulan Ramadan. Tradisi unik itu bernama Malam Selikuran yang bisa dijumpai di Keraton Surakarta Hadiningrat pada malam ke-21 bulan Ramadan setiap tahunnya. Tradisi Malam Selikuran ini sudah dimulai sejak Pakubuwana X menjadi Raja Surakarta. Malam Selikuran dilakukan dengan mengarak tumpeng dengan diiringi lampu ting atau pelita. 

Tradisi Malam Selikuran


Awalnya kirab ini dilakukan di Masjid Agung Solo. Namun, oleh Gusti Pakubuwana X, kegiatan Malam Selikuran itu dialihkan ke Taman Sriwedari. Pada perkembangannya, setiap Malam Selikuran di Taman Sriwedari dimulai dengan adanya Maleman Sriwedari atau pasar malam, Acara kirab Malam Selikuran diikuti oleh ratusan peserta Mereka terdiri atas para abdi dalem, pejabat dan keluarga keraton, masyarakat, hingga petugas keamanan.

Taman Sriwedari


Pemerintah Surakarta mendukung penuh pelestarian tradisi ini. Pengembangan dan pelestarian budaya termasuk budaya di keraton telah dilindungi sebagai identitas bangsa.


Keragaman Alat Musik Tradisional di Indonesia 


Keragaman budaya Indonesia, salah satu bentuknya yakni keragaman alat musik tradisional. Musik tradisional adalah musik atau seni suara yang terdapat di berbagai daerah Indonesia yang lahir dan berkembang dan diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. 

Musik tradisional biasanya menggunakan bahasa, gaya, dan tradisi khas daerah asalnya. Musik tradisional setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing, contohnya adalah angklung, gamelan, kolintang, rebana, tarling, dan orkes melayu. Mulai dari Sabang sampai Merauke memiliki musik tradisionalnya masing-masing dengan ciri khas masing-masing. 

Angklung


Perhatikan tabel berikut tentang alat musik tradisional di Indonesia beserta asal daerahnya yang perlu diketahui!

No.

Nama Provinsi

Nama Alat Musik

1

Nanggroe Aceh Darussalam

Serune Kalee

2

Sumatra Utara

Aramba

3

Sumatra Barat

Saluang

4

Riau

Gambus

5

Jambi

Gambus

6

Sumatra Selatan

Akordeon

7

Bengkulu

Doll

8

Lampung

Bende

9

Kepulauan Bangka Belitung

Gendang Melayu

10

Kepulauan Riau

Gendang Panjang

11

Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta

Tehyan

12

Jawa Barat

Angklung

13

Jawa Tengah

Gamelan

14

Daerah Istimewa Yogyakarta

Gendang

15

Jawa Timur

Bonang

16

Banten

Gendang

17

Bali

Cengceng

18

Nusa Tenggara Barat

Serunai

19

Nusa Tenggara Timur

Sasando

20

Kalimantan Utara

Babun

21

Kalimantan Barat

Tuma

22

Kalimantan Timur

Sampe

23

Kalimantan Tengah

Japen

24

Kalimantan Selatan

Panting

25

Sulawesi Utara

Kolintang

26

Sulawesi Tengah

Ganda

27

Sulawesi Selatan

Keso

28

Sulawesi Tenggara

Ladolado

29

Gorontalo

Ganda

30

Sulawesi Barat

Kecapi

31

Maluku

Nafiri

32

Maluku Utara

Fu

33

Papua Barat

Guota

34

Papua

Tifa


Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas dan kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini membuat terciptanya keberagaman budaya. Walaupun alat musik setiap daerah berbeda, kita harus tetap menghargainya agar tercipta persatuan dan kesatuan. Sehingga kehidupan masyarakat Indonesia akan damai, sentosa, aman, dan tenteram.


Bunyi 


Segala sesuatu yang bergetar akan menghasilkan bunyi. Saat kita berbicara, kita mengeluarkan bunyi. Suara musik atau lagu-lagu dari radio, tape, dan TV juga merupakan bunyi. Di jalan raya, kita juga mendengar bunyi, baik bunyi deru mesin mobil atau bunyi klakson. Semua bunyi itu dihasilkan oleh suatu sumber bunyi. Sumber bunyi adalah semua benda yang dapat menghasilkan bunyi. Sumber energi bunyi ada bermacam-macam. Kita juga dapat menghasilkan bunyi karena mempunyai pita suara. Ketika kita bercakap-cakap, pita suara yang ada di dalam tenggorokan bergetar. 

Radio, salah satu sumber bunyi


Alat-alat musik juga merupakan sumber bunyi. Ada bermacam-macam cara untuk memainkan alat musik agar berbunyi. Sebagai contoh gitar dan kecapi akan menghasilkan bunyi, jika dawainya dipetik. Seruling dan terompet jika ditiup akan menghasilkan bunyi. 

Kecapi dibunyikan dengan cara dipetik


Tifa dibunyikan dengan cara dipukul


Kolintang dibunyikan dengan cara dipukul


Saluang dibunyikan dengan cara ditiup


Sasando dibunyikan dengan cara dipetik


Serune Kale dibunyikan dengan cara ditiup


Angklung dibunyikan dengan cara digetarkan


Berdasarkan kuat lemahnya atau frekuensinya, bunyi dibedakan menjadi tiga jenis sebagai berikut 

1. Infrasonik 

Infrasonik adalah bunyi yang sangat lemah. Jumlah getaran bunyinya kurang dari 20 getaran per detik. Kita tidak dapat mendengarkan bunyi ini. Hewan-hewan yang dapat menangkap bunyi ini adalah jangkrik, angsa, dan anjing.

2. Audiosonik 

Audiosonik adalah jenis bunyi yang dapat kita dengar. Jumlah getaran bunyinya berkisar antara 20 sampai 20.000 getaran per detik. 

3. Ultrasonik 

Ultrasonik adalah bunyi yang sangat kuat, di atas audiosonik. Jumlah getaran bunyinya lebih dari 20.000 getaran per detik. Bunyi ini juga tidak dapat kita dengar, Hewan yang dapat menangkap bunyi ini, misalnya kelelawar dan lumba-lumba.

0 Komentar untuk "Materi Tematik Kelas 4 Tema 1: Indahnya Kebersamaan Subtema 1: Keberagaman Budaya Bangsaku Pembelajaran 1"

Artikel Terpopuler